|
A.
Peran mendasar guru di dalam
pebelajaran
Guru adalah orang yang mengajar di sekolah, berperan guru dari
dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk
menemukan siapa dirinya, ke mana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia
lakukan di dunia. Manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya
memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai meninggal. Orang tua
mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi
manusia yang dapat berkembang optimal.
Program sertifikasi guru merupakan program yang menyentuh
langsung kompetensi guru. Salah satu kriterianya yaitu menilai kemampuan guru
dari segi kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran. Diharapkan guru dapat
melakukan pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa ke arah sikap kreatif dan
inovatif serta trampil. Kondisi tersebut harus dimulai dari gurunya sendiri
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar
bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional dan menyenangkan, dengan
memposisikan diri sebagai :
1. Orang tua, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat
mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3. Fasilitator,
yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat,
kemampuan dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan
pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi
anak dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa
percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6. Membiasakan
peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara wajar.
7.
Mengembangkan proses sosialisasi yang
wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.
8. Mengembangkan
kreativitas.
9. Menjadi
pembantu ketika diperlukan.
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian
tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah
diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta
Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut
:
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah
pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik,
dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
2. Guru Sebagai Pengajar
Kegiatan
belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika
factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat
belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi
peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat
diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini,
istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai
pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk
melaksanakan empat hal berikut.
Pertama, guru harus
merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
Kedua, guru harus
melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting
bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara
jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
Ketiga, guru harus
memaknai kegiatan belajar. Keempat, guru harus
melaksanakan penilaian.
4. Guru Sebagai Pelatih
Proses
pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual
maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini
lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena
tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan
tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan
materi standar.
5. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah
seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak
memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat
berharap untuk menasehati orang.
6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru
menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi
peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara
generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua
memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang
belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang
harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
7. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan
model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia
sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran
ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta
orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan
gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan,
Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera,
Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum.
8. Guru
Sebagai Pribadi
Guru harus memiliki kepribadian yang
mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah
bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang
disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa
ditiru atau diteladani.
9. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran
merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian
dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang
didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau
peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum
diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai
orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus
dikerjakan, yakni penelitian.
10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas
merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk
mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas
merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia
kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh
seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini
panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari
kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk
memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada pesarta didiknya.
Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta
didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang
dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
12. Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja
dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat
diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan
dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua
peranannya.
13. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini
selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka
memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama
menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk
mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi
kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan
cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan
tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.
14. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi
sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana
berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul
dalam lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal
usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita.
15. Guru
Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru
melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang
kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan
merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol.
Sebagai aktor, guru berangkat dengan
jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya.
Tahun demi tahun sang actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha
meningkatkan minat para pendengar.
16. Guru
Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu
memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insane dan menyadari bahwa
kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa
pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari
“self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan
rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik
yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan
kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
17. Guru
Sebagai Evaluator
Evaluasi atau
penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan
banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti
apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan
dengan setiap segi penilaian. Teknik
apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas,
yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Penilaian harus adil dan objektif.
18. Guru
Sebagai Pengawet
Salah satu
tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya,
karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan
manusia sekarang maupun di masa depan.
Sarana pengawet terhadap apa yang
telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai
sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.
19. Guru
Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan
proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan
rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang
memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini
peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.[1]
B.
Tantangan peran guru dalam pembelajaran
Beberapa
tantangan globalisasi yang harus disikapi guru dengan mengedepankan
profesionalisme adalah sebagai berikut:
1.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu cepat dan mendasar. Tanpa penguasaan IPTEK yang baik,
maka guru akan tertinggal dan menjadi korban IPTEK serta menjadi guru yang apa
adanya.
2.
Krisis moral yang melanda bangsa dan
negara Indonesia. Akibat pengaruh IPTEK dan globalisasi teleh terjadi
pergeseran nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat.
3.
Krisis sosial, seperti kriminalitas,
kekerasan, penganngguran, dan kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat.
4. Krisis
identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia. Sebagai bangsa negera Indonesia
di tengah bangsa-bangsa di dunia membutuhkan identitas kebangsaan
(nasionalisme) yang tinggi dan warga
negara Indonesia.
5. Adanya
perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN, Asia Pasifik, maupun dunia.
C.
Problem Solved (Mengubah paradigma
peran guru dalam globalisasi)
Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan
adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas
sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di
kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan
peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian),
kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Dengan demikian, akan
dihasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantang zamannya. Oleh
karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kuallifikasi, kompetensi, dan
dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.
Beberapa paradigma baru yang harus diperhatikan guru
dewasa ini adalah sebagai berikut.
1.
Tidak terjebak pada rutinitas belaka,
tetapi selalu mengembangkan dan memberdayakan diri secara terus-menerut untuk
meningkatkan kualitas dan kompetensinya, baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan, seminar, loka karya, dan
kegiatan sejenisnya. Guru jangan terjebak dalam rutinitas datang, mengajar,
pulang, begitu berulang-ulang sehingga lupa mengembangkan potensi diri secara
makasimal.
2.
Guru mampu menyusun dan melaksanakan
strategi dan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM) yang dapat menggairahkan motivasi belajar peserta didik.
Guru harus menguasai beberapa macam strategi
dan pendekatan serta model pembelajaran sehingga proses belajar-mengajar
berlangsung dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan.
3.
Dominasi guru dalam pembelajaran,
dikurangi sehingga memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk lebih berani, mandiri, dan kreatif dalam proses
belajar mengajar.
4.
Guru mampu memodifikasi dan memperkaya
bahan pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan sumber belajar yang lebih
bervariasi.
5.
Guru menyukai apa yang diajarkannya dan
menyukai mengajar sebagai suatu profesi yang menyenangkan.
6.
Guru mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mutakhir sehingga memiliki wawasan yang luas dan
tidak tertinggal dengan informasi terkini.
7.
Guru mampu menjadi teladan bagi peserta
didik dan masyarakat luas dengan selalu menunjukan sikap dan perbuatan yang
terpuji dan mempunyai integritas yang tinggi.
8.
Guru mempunyai visi ke depan dan mampu
membaca tantangan zaman sehingga siap menghadapi perubahan dunia yang tak
menentu yang membutuhkan kecakapan dan kesiapan yang baik.[2]
D.
Pencapaian tujuan peranan guru dalam
pembelajaran
Pendidikan yang
semula hanya dalam kelas akan dihantarkan sampai menuju kepada tujuan
pendidikan secara nasional, disinilah muncul anggapan:
Peran guru
sebagai perekat bangsa hanya dapat diwujudkan apabila para guru tetap
memelihara dan memupuk solidaritas sesamanya dalam berbagai aspek pribadi,
sosial, dan profesional. Hal ini sangat mungkin karena profesi guru merupakan
satu jabatan atau pekerjaan yang dapat dikatakan “solid” karena mempunyai landasan dan wujud dalam pola-pola yang jelas dan
matap baik dalam konsep maupun tindakan operasionalnya.[3]
[1] http://yatun.wordpress.com/2008/06/06/peran-guru-dalam-pembelajaran/ (online tanggal 23 Februari 2012 Pukul 11.00)
[3] Isjoni, Guru Sebagai Motivator
Perubahan, Pustaka Pelajar, 2008, h. 65
Tidak ada komentar:
Posting Komentar